![]() |
| Foto: Ikhsantiaz |
Cirebon, LPM FatsOeN – Di balik hiruk-pikuk kota Cirebon, berdiri sebuah kompleks bersejarah yang menyimpan jejak spiritual para leluhur. Gua Sunyaragi dibangun pada tahun 1569–1788 oleh keturunan Syekh Syarief Hidayatullah, menjadi salah satu situs budaya penting yang tetap bertahan hingga saat ini.
Nama Sunyaragi berasal dari kata “Sunya” yang berarti sunyi dan “Ragi” yang berarti raga, melambangkan tempat untuk menyepi serta mensucikan diri.
Sebagai cagar budaya, Gua Sunyaragi tidak dapat direnovasi secara bebas. Setiap kerusakan besar harus melalui proses pelaporan karena perubahan struktur dikhawatirkan dapat menghilangkan nilai historisnya. Hanya kerusakan kecil yang dapat ditangani secara langsung.
Pengelola juga menyiapkan sistem keamanan melalui petugas dan sejumlah aturan tertulis untuk memastikan kawasan tetap kondusif bagi wisatawan.
Kunjungan wisatawan umumnya meningkat pada akhir pekan dan masa liburan sekolah. Namun, setelah pandemi COVID-19, jumlah pengunjung mengalami penurunan. Beberapa acara budaya yang dahulu rutin digelar pun belum kembali aktif karena situasi ekonomi yang masih dalam tahap pemulihan.
Selain itu, meskipun banyak pihak ingin mengadakan konser di kawasan ini, pengelola menegaskan bahwa hanya kegiatan yang mengandung unsur budaya atau kesenian yang diperbolehkan untuk menjaga kesakralan tempat.
Salah seorang pengunjung lokal, Sela, mengaku datang karena ingin mengetahui sejarah kota kelahirannya. Ia menyatakan kekagumannya saat pertama kali memasuki kawasan tersebut.
Menurutnya, Gua Peteng menjadi titik favorit karena menyajikan pemandangan luas, berdekatan dengan kolam pemandian anak-anak sultan, dan pendopo yang dahulu digunakan sebagai tempat beristirahat. Area tersebut juga menjadi salah satu spot foto yang paling direkomendasikan.
Dari segi fasilitas, Sela memberikan penilaian 70 dari 100. Ia menilai kenyamanan yang diberikan cukup sebanding dengan harga tiket masuk. Namun, ia berharap adanya peningkatan kebersihan toilet serta penataan area depan dan parkiran agar lebih menarik bagi wisatawan.
Mitos yang Tetap Dijaga
Di antara struktur batu yang berkelok, terdapat sebuah patung yang dikenal sebagai Patung Perawan Sunti. Patung berkebaya dengan raut wajah sedih ini dipercaya tidak boleh disentuh oleh gadis yang masih perawan karena diyakini dapat menghalangi jodoh.
Patung tersebut menjadi salah satu ikon yang hingga kini masih menyimpan cerita mistis di kawasan Gua Peteng.
Minim Dukungan Pemerintah
Hingga kini, pengelolaan Gua Sunyaragi belum melibatkan kerja sama langsung dengan pemerintah. Pengelola berharap adanya dukungan agar pengembangan kawasan dapat dilakukan lebih optimal, sehingga suasana wisata dapat kembali hidup seperti masa sebelum pandemi.
Harapan Akan Kebangkitan Wisata Sunyaragi
Seorang pengunjung yang pernah datang di masa sekolah dasar menilai kondisi Sunyaragi dahulu lebih ramai dan terasa lebih “hidup”. Ia memberi rating 9/10 untuk kunjungan masa lalu, sedangkan kondisi saat ini ia nilai 7/10.
Meski demikian, ia tetap merekomendasikan kawasan ini untuk dikunjungi keluarga maupun teman, sebagai bentuk edukasi dan pelestarian sejarah daerah.
Menurutnya, Gua Sunyaragi adalah salah satu situs penting yang harus terus diperkenalkan agar masyarakat semakin mengenal sejarah Cirebon.
Penulis : Rahma Diniati
Editor: Muhamad Hijar Ardiansah
