Ingin saya sampaikan bahwa hari ini saya sempatkan menulis artikel karena mood yang naik. Selain karena kemarin mendapat kuota dari pemerintah, hari ini juga ada informasi loker (lowongan kerja) yang sesuai minat. Ya, siapa yang peduli? Oh iya, jangan tiru pembukaan seperti ini dalam artikel yang serius ya, karena tidak ramah SEO.

Ketika dalam keadaan gabut, saya membaca sebuah artikel menarik di web ini. Gagasannya tentang sedotan kertas yang sama sekali tidak praktis digunakan. Semoga yang nulis artikel itu nggak baca artikel ini, karena isi artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang bagaimana cara mengurangi konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari. Wabilkhusus bagi kalian yang hidup di lingkungan kampus IAIN Cirebon yang insyaallah dalam waktu dekat, aamiin, akan bertransformasi menjadi UISI.

Mari sudahi banyak cincong-nya. Jadi intinya kita bisa mengurangi penggunaan plastik di kehidupan sehari-hari dengan cara memanipulasi kebutuhan kita akan plastique. Plastik yang saya maksud di sini yaitu plastik dalam segala bentuk, kecuali plastik untuk operasi.

1. Simpan Plastik Bersih

Saya sendiri sudah mempraktikkan metode ini sejak lama. Mungkin karena ajaran ibu yang selalu menyimpan plastik bersih di rumah untuk digunakan ulang. Oleh karena itu, saya sering sekali menyimpan plastik kresek baik yang hitam atau varian warna lain setelah jajan batagor di depan kampus.

Plastik tersebut terkadang dilipat menjadi bentuk segitiga atau saya masukkan begitu saja ke tas kecil. Kalian pasti paham maksud saya tentang tas kecil. Dengan metode ini, saya mampu menghemat plastik ketika membungkus makanan dari warteg. Saya telah memanipulasi layanan warteg dengan membawa plastik sendiri.

Contoh bentuk plastik yang telah dilipat (dokpri penulis)

2. Pesan Minum di Tempat

Lagi-lagi yang harus dikorbankan adalah unsur kepraktisan. Jika kita minum di tempat, dalam artian tempat yang menjual minuman, kita dapat menghemat plastik sekaligus bersilaturahmi dengan anak-anak tongkrongan.

Tapi ada sedikit kekurangan dalam metode ini. Kita tetap membutuhkan sedotan plastik untuk menyeruput minuman favorit seperti tijus apel. Kalian bisa meminjam sendok ke pedagang untuk mengatasi kekurangan ini.

Tapi jika menggunakan sedotan plastik pun menurut saya tak apa. Setidaknya kalian sudah mengurangi konsumsi plastik dengan tidak membungkus minuman favorit kalian dengan plastik bening yang terkadang beberapa orang meminta kresek hitam tambahan untuk selanjutnya dibuang ke tong sampah.

3. Plastik Bukanlah Segalanya

Metode terakhir ini bukanlah metode praktis, tetapi lebih efektif untuk mengurangi polusi plastik di setiap selokan di mana pun Anda berada. Kebanyakan orang, termasuk saya, latah untuk menggunakan plastik dalam setiap kehidupan. Ketika jajan, melayani pembeli, membungkus paket, membungkus fotokopi makalah, dan banyak kondisi lain.

Oleh karena itu, hal yang paling mudah untuk mengurangi jumlah plastik di alam kita adalah dengan membatasi penggunaan plastik dalam setiap aspek kehidupan. Kita sudah terlalu berlebihan dalam menggunakan plastik sampai tidak sadar berapa banyak binatang laut yang mati karena plastik.

Brosur kampanye selamatkan laut (sumber: https://www.premierleague.com)

Akhir kata, plastik merupakan material yang sangat sulit untuk terurai dalam tanah. Jika dibakar pun asapnya bisa jadi lebih berbahaya dari asap tembakau. Pada akhirnya variabel yang harus dimanupulasi oleh manusia adalah dirinya sendiri. Saya bukanlah seorang pakar lingkungan. Namun, jika kita bisa memberikan kontribusi untuk menjaga alam walaupun sedikit, mengapa tidak kita lakukan?

Bismillah, Duta Lingkungan tahun depan.

 

Penulis: Wandering Ghost

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama