SiMPeL App, Salah Satu Aplikasi Learning Management System di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Ilustrator: Rifki Al Wafi/LPM FatsOeN

IAIN, LPM FatsOeN - Menjadikan sistem pembelajaran beralih sepenuhnya daring sudah menjadi hal yang tak asing, terkhusus untuk sebuah universitas. Apalagi, sudah hampir dua tahun sejak munculnya pandemi Covid-19, di Indonesia.

IAIN Syekh Nurjati, sebagai salah satu institusi pendidikan di wilayah Cirebon, tengah mencoba terobosan baru dalam sistem pembelajaran daring.

Aplikasi SiMpeL merupakan salah satu contoh sistem pembelajaran secara e-learning atau Learning Management System (LMS) yang baru-baru ini dipublikasikan, menyusul aplikasi sebelumnya yakni Damel (Daring melalui e-learning).

Sejak diluncurkan aplikasi SiMpeL per bulan Februari, sampai saat ini masih menuai komentar dan keluhan dari sejumlah mahasiswa.

Berangkat dari hal di atas, reporter LPM FatsOeN mencoba menelusuri apa yang menjadi kendala dalam penggunaan SiMpeL atau Learning Management System (LMS) tersebut.

Per tanggal 12 Maret, LPM FatsOeN membuka kuisioner tentang kendala apa yang dialami ketika mengakses LMS.

Diketahui, kebanyakan mahasiswa merasa kebingungan dan tidak familiar dengan tampilan yang disajikan.

Selain itu, kendala lain yakni seringnya error dan kesulitan mengakses ketika akan masuk/login.

Kendala-kendala tersebut tentunya menimbulkan asumsi negatif dari para mahasiswa mengenai sistem pembelajaran daring yang digunakan. Apalagi dengan aplikasi terbaru yang menggunakan nama SimPeL, namun nyatanya tak se-simpel itu dalam penggunaannya.

"Sering error, belum bisa akses absen, dan sinyal kenceng tapi tetep belum bisa akses, dan seperti biasa di jam 07.20 - 08.00 selalu '502 Bad Gateaway'," komentar salah satu mahasiswa saat dimintai keluhan mengenai LMS.

Dari kendala-kendala tersebut, tentu menimbulkan asumsi negatif mengenai sistem pembelajaran daring yang digunakan. Apalagi, nama aplikasi terbarunya dinamakan SimPeL. Namun, nyatanya tak se-simpel itu dalam penggunaannya.


Tanggapan PTIPD mengenai Learning Management System (LMS) atau SimPeL

Setelah beberapa hari mengumpulkan keluhan yang dialami mahasiswa, tim LPM FatsOeN mencoba mendatangi kantor Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD) IAIN Syekh Nurjati Cirebon, untuk meminta kejelasan mengenai LMS, Selasa (22/3).

Dr. Darwan, M.Kom., selaku ketua PTIPD, ia menyampaikan bahwa kejadian ini merupakan hak yang tak diprediksi sebelumnya.

Lantas, ia memberikan tanggapan mengenai kendala-kendala yang dialami sejumlah mahasiswa.

"Penyebab LMS error, itu dikarenakan ada kurang lebih 2800 mahasiswa intensif bahasa Inggris maupun Arab, masuk dalam waktu yang bersamaan. Khususnya pada hari Jum’at dan Sabtu yang menyebabkan traffict sedikit terkendala. Ini di luar prediksi PTIPD," jelasnya.

Ia juga menjelaskan langkah antisipasi selanjutnya dalam merespon kejadian itu, agar membuat server khusus.

"Sejak kejadian itu server LMS reguler dan untuk PPB dipisahkan, SimPeL khusus untuk reguler. Jadi dari minggu kemarin PPB memakai server sendiri yang dinamakan Enggal (English and Arabic Language)," katanya.


Harapan Mengenai Kehadiran LMS atau Aplikasi SiMpeL

Dengan munculnya kejadian ini, sudah semestinya IAIN Syekh Nurjati, khususnya PTIPD segera berbenah. Apalagi, untuk mendukung transformasi menuju UISSI.

Salah satu tanggapan mahasiswa dari kuisioner tempo hari, menuliskan harapannya agar LMS bisa tercapai tujuannya.

"Harapannya, tercapainya tujuan diadakannya LMS yaitu mempermudah mahasiswa jangan malah mempersulit mahasiswa," tulisnya.

Ada pula harapan lain yang tertulis di kuisioner tersebut. Berharap agar LMS atau SiMpeL sesuai dengan fungsinya.

"Semoga lebih simpel, sesuai namanya."

Begitu pula dari pihak PTIPD, khususnya dari Darwan, ia juga selalu berupaya memperbaiki agar lebih baik.

"Harapan ke depan itu, kita satu-satu dulu. Kita juga, kan, selalu memperbaiki, pasti lebih baik lagi," pungkasnya.


Penulis: Rifki Al Wafi/LPM FatsOeN

Reporter: Pandu Satria, Tina Lestari/LPM FatsOeN

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama