Di mana idealisme? Aku hanya menemukan nepotisme! Sumber: Aji Harka

 

“Kemewahan terakhir seorang mahasiswa, hanyalah idealisme; atau kemerdekaan independensinya.” – 


Nepotisme ialah biangnya politik identitas, Nepotisme juga tergabung dalam kongsi persekawanan praktik buruk politik, yakni Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Jeleknya, ikatan Tiga Serangkai ini agaknya doyan sekali menyusahkan orang-orang sepertinya.


Praktik nepotisme atau korupsi politik sedang mengudara akhir-akhir ini, sedang buming dan beken istilahnya. Baik dari strata tingkat paling atas sampai yang paling remeh-temeh, Ormawa misalnya. Bagi yang belum tahu-tahu saja, Ormawa adalah Organisasi Kemahasiswaan.


Dunia organisasi sepertinya tidak luput dan tidak diragukan punya praktik nepotisme politik semacam ini dan agaknya memiliki dampak buruk yang teramat-amat. Selain memupuk korupsi politik, terdapat pula proses rekrutmen yang tidak adil, tidak memerhatikan potensi keahlian serta kompetensi orang tersebut.


Bagi yang belum tahu-tahu saja, Nepotisme yang terimplementasi dianalogikan bak menunggu bak sampah yang kotor kian bertambah kotor dengan sampah-sampahnya yang baru. Sampah di sini tentunya adalah koruptor—atau mungkin anda juga yang tengah membaca—yang kian-kini agaknya menambah banyak pupuk-pupuk dan bibit-bibit penyakit baru, lagi ironisnya berkelanjutan.


Perlu diketahui sebelumnya juga, wahai anak muda yang tengah baca. Bahwa Tan Malaka pernah berkata: “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh seorang pemuda.” Maka daripada itu, marilah kita sama-sama berantas akar masalah dari pembibitan praktik Korupsi, Kolusi, Nepotisme semacam ini dengan tidak hanya diam-diam saja. Karena jika sejatinya yang diam saja hanyalah sampah. Maka, jika anda diam saja, maka anda adalah sampah?


...


Eh-eeh, sepertinya salah. Maksudku: "Jangan diem-diem aja kayak sampah, gitu lhoo.” 


*Tulisan ini hanyalah sebuah satire belaka)


Penulis: Aji Harka
Editor: R. Al Wafi

x

1 Komentar

  1. politik kampus katanya demokratis tapi kok sistemnya satu partai kek komunis wkwk

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama