(Foto : Iswanto/ Anggota Magang LPM FatsOeN)


1.      Identitas Buku

a.      Judul : The Strangers

b.      Pengarang : Albert Camus

c.       Penerbit : Immortal Publishing

d.      Kota terbit : Sleman Yogyakarta

e.       Tahun Terbit : 2017

f.        Cetakan/edisi : 1

g.      Jumlah halaman : 183 halaman

 

2.      Orientasi (Pengenalan buku/Pendahuluan)

Buku ini merupakan buku fiksi, sebenarnya saya agak meragukan tentang keseruan dari buku ini, dan pasti seperti buku-buku fiksi lain yang pernah saya baca seperti novel percintaan atau yang lainnya. Namun setelah saya membaca buku ini saya mendapatkan pengalaman baru terkait bacaan yang memberikan pengalaman imajinatif tentang problematika dan makna kehidupan manusia. Buku ini berisi 183 halaman dan meskipun saya sudah membacanya, tapi saya tetap ingin membacanya lagi dan lagi. Buku tipis ini menyediakan permasalahan filosofis yang terjadi dalam masyarakat buku ini menyajikan suatu pertanyaan dan perenungan yang mendalam tentang stereotipe yang membentuk kita dalam kehidupan sosial.

Buku ini sangat menginspirasi pembaca, dan membuat pembaca berpikir kritis dalam setiap kejadian didalamnya, pokoknya kita harus benar-benar memperhatikan setiap tulisan agar memahami makna dari tulisan tersebut. Ada dua bagian dalam buku ini. Bagian pertama, yaitu pengenalan tokoh dan latar belakang permasalahan. Bagian kedua, merupakan permasalahan dan konflik. Jadi kita harus benar-benar memperhatikan setiap paragraf supaya kita tahu dan paham tentang isi buku ini.

 

3.      Sinopsis (Intisari Buku)

The Strangers, yang berarti orang asing. Dalam buku ini tokoh utamanya bernama Monsieur Meursault yang dikisahkan dalam buku ini merupakan orang asing dalam kehidupan sehari-harinya. Dia memiliki sikap yang dingin dan acuh, tidak berperasaan, serta seorang yang realistis dan tidak punya gairah dalam mengejar kehidupan. Dia seorang yang banyak memiliki gangguan kesadaran, dia terganggu dengan panas matahari dan cahaya yang menyilaukan yang sering membuat pikirannya terdistraksi dari lingkungan sekitar. Bahkan saat ibunya meninggal dia tidak merasakan kesedihan yang mendalam, malah pikirannya sibuk berkutat dengan cahaya dan silau remang-remang yang menimpa dirinya.

Saat dalam ruangan jenazah ibu, dia malah merokok dan minum kopi dengan penjaga gerbang panti jompo, dan tertidur saat menunggu jenazah ibunya siap dimakamkan esok paginya. Dan setelah ibunya selesai dimakamkan, esok harinya dia pergi berenang dan bertemu dengan Marie Cardona, yang dulu pernah menjadi juru tik ditempat kerjanya. Dia mengajak Marie berkencan dan menonton, serta bercumbu dikamar tempat dia tinggal. Meursault dan Marie sangat menikmati hubungan itu, Marie mengatakan bahwa dirinya sangat mencintai Meursault, namun Merseault mengatakan bahwa dia tidak mencintai Marie. Mendengar kata-kata itu Marie sedih, tapi dia tetap menganggap Meursault sebagai kekasihnya. Meursault menganggap bahwa cinta adalah hal yang tidak bermakna, tapi dia sangat menikmati hubungan seks dengan Marie karena Marie adalah wanita yang sangat cantik dan memiliki buah dada yang besar dan indah. Marie mengatakan bahwa dia ingin menikah dengan Meursault, namun Meursault menjawab bersedia untuk menikahi Marie dan dia juga mengatakan bersedia jika ada wanita lain yang mengajaknya untuk menikah. Mendengar kata-kata itu Marie bertambah sedih, namun dia tetap mencintai Meursault.

Meursault tinggal di sebuah apartemen dan memiliki tetangga, salah satunya adalah Salamano yang digambarkan sebagai pria paruh baya yang jalannya terbungkuk-bungkuk dan selalu bersama anjing peliharaannya selama 8 tahun, mereka sering kali bertengkar hebat dan sering kali Salamano mengumpat anjingnya dengan kata-kata hinaan dan makian kotor dari mulutnya. Namun suatu hari anjing hilang dan Salamano sangat bersedih dan kesepian karena semenjak istrinya meninggal hanya anjing itu yang menemani hari-harinya meski sering kali bertengkar hebat.

Selain Salamano, Meursault juga mempunyai tetangga bernama Raymond, seorang yang memiliki reputasi buruk dengan mendapat uang dari para wanita. Suatu hari Raymond marah besar dengan pacarnya karena selingkuh, padahal kebutuhan hidup pacarnya semua dibiayai oleh Raymond. Akhirnya Raymond minta bantuan pada Meursault dengan meminta saran padanya, dan Raymond sudah mempersiapkan rencananya yakni menghajar pacarnya setelah mereka berhubungan seks. Meursault menyetujui hal itu, dan keesokan harinya Raymond berhasil dengan rencananya hingga menimbulkan kegaduhan di apartemen seisi apartemen keluar, hingga polisi datang. Raymond dibawa ke kantor polisi dan dia meminta bantuan Meursault untuk memberikan kesaksian kepada polisi bahwa hal itu disebabkan karena pacarnya. Meursault menyetujuinya dan akhirnya Raymond bebas dari hukuman penjara.

Raymond kemudian menceritakan bahwa dia memiliki musuh yakni orang-orang Arab yang mana itu adalah saudara pacarnya, orang-orang Arab itu tidak terima karena adik perempuannya di pukuli sama Raymond. Singkat cerita mereka liburan ke pantai di pantai itu Meursault berkenalan dengan Masson teman Raymond, Masson memiliki bungalo kecil berbahan kayu di pantai dan itu menjadi tempat mereka untuk beristirahat. Saat berjalan di pantai Mereka bertemu dengan orang-orang Arab, dan terjadilah sebuah perkelahian, Raymond terluka di wajahnya karena pisau hingga Raymond harus dibawa ke dokter oleh Masson, sedangkan Meursault tinggal di bungalo dan menceritakan kejadian itu pada istri Raymond dan Marie. Siang harinya Raymond kembali dan lukanya tidak terlalu parah. Kemudian mereka ke pantai lagi, sambil berjaga-jaga Raymond membawa pistol, dan benar saja mereka bertemu dengan pria Arab tadi, Raymond ingin bicara dengan pria itu dan memberikan pistolnya kepada Meursault guna berjaga-jaga jika sala satu dari mereka bertindak atau mencabut pisaunya. Namun hening menerpa mereka tanpa gerakan yang pasti, akhirnya pria Arab itu pergi mengilang.

Mereka kembali lagi ke bungalo, namun Meursault merasakan tubuhnya tidak nyaman untuk berada di dalam bungalo dan dia pun keluar, karena cahaya matahari yang menerpanya untuk tidak berada di bungalo, dan membawanya ke pantai berjalan diantara bukit. Tak di sangkar dia bertemu dengan orang-orang Arab itu, Meursault yang memang memiliki masalah dengan kesadarannya saat terpapar panas dan silau cahaya matahari, merasa bahwa orang Arab yang membawa sebilah pisau itu, menghujamkan pisaunya ke dahinya, sehingga membuat Meursault melepaskan satu tembakan menembus orang arab itu. Kesadarannya semakin terganggu dan menembaknya hingga empat kali.

Meursault pun digiring ke penjara. Dalam proses persidangan Meursault dilarang untuk memberikan pernyataan yang tidak disetujui oleh pengacaranya, sedangkan pengacaranya memberi pernyataan yang tidak relevan untuk dijadikan pembelaan. Jaksa penuntut lebih konyol lagi karena mengungkit kejadian kematian ibu Meursault agar hukumannya bertambah berat. Meursault dianggap sebagai orang yang tidak punya tempat di masyarakat, karena menurut beberapa saksi dari panti jompo, Meursault sama sekali tidak menunjukkan kesedihan dan bahkan tidak mau melihat jenazah ibunya. Bagi Meursault, melihat jenazah ibunya adalah sesuatu yang tidak harus dilakukan. Meursault malah tertidur saat duduk di sebelah peti jenazah ibunya, dan sebelumnya ia merokok dan minum kopi. Dan lebih parahnya, Meursault setelah pemakaman ibunya langsung berlibur dengan kekasihnya. Jaksa penuntut umum dengan berapi-api mengungkit itu semua, sehingga Meursault adalah seorang monster tidak berperasaan yang harus untuk dihukum mati. Meursault ingin melakukan pembelaan dengan menyatakan bahwa dia hanya menganggap itu semua adalah hal yang wajar. Kematian seseorang adalah hal yang lumrah dan dia hanya ingin bersenang-senang setelah proses pemakaman ibunya yang cukup melelahkan. Namun sayangnya, dia tidak diberikan kesempatan saat proses persidangan tersebut. Di dalam penjara Meursault ditemui seorang pendeta karena Meursault adalah orang yang menyedihkan serta membatu hatinya, karena tidak menyerahkan diri kepada Tuhan.

Pada akhir cerita, Meursault lebih banyak merenungi makna kehidupan manusia sembari menunggu tanggal eksekusinya untuk di penggal.

4.      Analisis

Terlepas dari alur yang sangat imajinatif dan filosofis buku ini memiliki kekurangan, yang mana ada beberapa bacaan-bacaan yang sangat vulgar dan lebih ke arah dewasa buku ini tidak cocok untuk anak dibawah umur, meskipun bergenre fiksi, buku ini lebih ke fiksi dewasa, yang lebih ke sebuah pelajaran dalam memaknai hidup.

Kelebihan buku ini adalah bahasanya yang variatif dan beberapa bacaan filosofis yang mengajarkan tentang kehidupan, serta sangat menghibur dan membuat imajinasi kita mencoba menelaah setiap isi dari setiap paragraf.

5.      Evaluasi

Buku ini sangat absurd dan keren, karena penulisnya seorang filsuf yakni Albert Camus, banyak sekali pesan yang dia selipkan dalam setiap paragraf, dan memberi gambaran tentang kehidupan yang realistis. Saya sampai tak bosan dengan buku ini, meski sudah membacanya berkali-kali. Penilaian untuk buku ini sangat bagus.

Penulis : Iswanto/ Anggota Magang LPM FatsOeN

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama