Ilustrasi obrolan mahasiswa menjelang perkuliahan semester genap. Ilustrator: LPM FatsOeN/Myla Lestari

IAIN, LPM FatsOeN – Perkuliahan semeseter genap tahun akademik 2021-2022 akan dilaksanakan mulai 14 Februari 2022, sesuai dengan kalender akademik yang sudah dipublikasikan. Meski begitu, mengenai teknis penyelenggaraannya masih menunggu kepastian dari Surat Edaran yang diterbitkan rektorat.

Terkait hal ini, beberapa mahasiswa memberikan harapan dan komentarnya terkait penyelenggaraan perkuliahan pada semester ganjil kemarin dan semester genap yang akan datang. Tim LPM FatsOeN mendatangi beberapa mahasiswa dari ketiga fakultas yang ada.

Komentar pertama mengenai perkuliahan sebelumnya datang dari Nur Khoirunnisa dan Sekar, mahasiswa jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES) semester dua. “Kendalanya di sinyal, kuota juga, sama di pelajarannya tuh, kurang masuk ke otak,” keluh mereka berdua.

Senada dengan pernyataan di atas, Atania Fauzia, jurusan PGMI semester delapan turut menyampaikan komentarnya perihal kurangnya memahami materi yang disampaikan di perkuliahan sebelumnya yang dominan online. “Ya, susah, sih, kuliah online, materinya agak kurang masuk,” katanya.

Komentar lain datang dari Nopi, jurusan Ekonomi Syariah semester empat. “Kadang dosennya ikut g-meet, kadang juga telat masuknya. Susahnya itu, kalau misalkan buat nyerna materinya, soalnya kan gak langsung gitu,” ucap Nopi.

Agak berbeda dengan ketiga mahasiswa di atas, Farel, mahasiswa jurusan Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) semester dua, menyampaikan sisi lain perkuliahan sebelumnya. “Gak ada, sih, kendala, mah. Cuman, dampak buruknya, lah, mahasiswa yang aktif di pembelajaran dalam materi dengan mahasiswa yang formalitas, nilainya disetarakan,” ungkap Farel.

Setelah menyampaikan komentarnya mengenai perkuliahan sebelumnya, mereka pun turut menyampaikan harapan untuk semester selanjutnya, yakni di semester genap tahun akademik 2021-2022.

“Sebenernya udah nyaman di online, sih, tapi pengen offline juga,” kata Nur Khoirunnisa dan Sekar.

Hampir senada dengan keduanya, Nopi juga menyampaikan, “Maunya, si, offline, ya, tapi kalau misalkan liat situasi lagi udah nyaman online, tapi kalau misalkan offline juga gapapa,” kata Nopi.

Sedangkan dari Atania, ia menyampaikan harapannya agar bisa kuliah secara offline. “Offline, karena lebih seru offline aja,” kata Atania.

Begitu juga dengan Farel, ia menyampaikan mengenai harapannya di semester selanjutnya, “Harapannya, offline,” ia melanjutkan,”Ya, kalau online terus, diskursusnya gak intensif, tuh. Terus, kita juga gak bisa menikmati fasilitas yang udah kita bayar di UKT. Lagi pula ketika kelas online itu, mahasiswa cuma, apa, ya, dalam artian formalitas ngerjain tugas tanpa mempelajari apa yang dikasih dalam materi yang disampaikan gitu,” tutupnya.


Reporter: Rifki Al Wafi dan Avi Afian Syah

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama