Cirebon, LPM FatsOeN — Pekan Sastra Cirebon 2025 sukses digelar sejak Sabtu (25/10) dan ditutup pada Sabtu (1/11). Kegiatan yang berlangsung selama sepekan ini mengusung tema “Fantasia Cirebon” yang diambil dari judul puisi karya Ahmad Syubbanudin Alwi.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Rumah Rengganis dengan dukungan dari Kementerian Kebudayaan (Kemenkebud), serta berkolaborasi dengan Kopi Satu Visi, Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya, Cirebon History, Sinau Art Gallery, Indies Club, Arkeeve, Tjirebon Book Club, dan Cirebon Insider.
Memasuki tahun keduanya, Pekan Sastra Cirebon direncanakan menjadi agenda rutin tahunan yang mempertemukan para pegiat sastra, seniman, dan masyarakat pecinta literasi.
Fathan selaku ketua pelaksana mengatakan edisi tahun ini digelar khusus untuk mengenang sosok Ahmad Syubbanudin Alwi yang dikenal sebagai tokoh penting kebudayaan Cirebon.
"Kami ingin memperkenalkan bahwa kita pernah punya seorang penyair besar, seorang tokoh yang mendedikasikan hidupnya untuk kebudayaan Cirebon.” ujarnya.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan Kemah Sastra di Bumi Perkemahan kaki Gunung Ciremai. Kegiatan berlanjut ke berbagai ruang komunitas seperti Rumah Rengganis, Latar Wingking, Tabalong, dan Kopi Satu Visi pada hari berikutnya. Puncaknya, Pekan Sastra ditutup dengan panggung sastra dan penampilan orkestra di Keraton Kanoman.
Nissa selaku penyelenggara menjelaskan bahwa Pekan Sastra dirancang sebagai ruang pertemuan antara penulis, pembaca, dan komunitas seni.
"Semua kami rancang agar peserta bisa saling bertukar gagasan dan pengalaman,” katanya.
Ia berharap kegiatan tahun depan dapat menjangkau lebih banyak partisipan.
“Mudah-mudahan tahun depan keterlibatan masyarakat jadi makin lebih aktif, makin lebih bagus, dan partisipasi peserta juga lebih banyak, baik di sesi lomba maupun diskusi,” ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Cirebon, Agus Sukmanjaya, turut mengapresiasi penyelenggaraan Pekan Sastra yang diinisiasi oleh para pegiat muda. Ia menilai kegiatan tersebut memperlihatkan Cirebon sebagai kota yang memiliki tradisi sastra kuat dan berakar panjang.
“Cirebon sebetulnya kalau dari sisi sastra cukup kuat, bahkan mungkin akar dari itu semua kita punya banyak sekali manuskrip,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah terbuka terhadap inisiatif yang lahir dari generasi muda.
“Kita sangat membuka ruang untuk inisiasi dari anak-anak muda yang ingin mengekspresikan kemampuan mereka, baik itu di sastra atau bidang apa pun,” tambahnya.
Pekan Sastra Cirebon 2025 yang diselenggarakan oleh Rumah Rengganis menjadi momentum untuk menghidupkan kembali semangat literasi dan kebudayaan lokal. Melalui Fantasia Cirebon, warisan sastra Ahmad Syubbanudin Alwi terus dihidupkan di tengah generasi muda yang tumbuh bersama kata dan karya.
Penulis: Ikhsan Tiaz
Editor: Fadhil Muhammad RF
