Ilustrasi Mahasiswa PPL. Foto : LPM FatsOeN/Fathnur Rohman

Hallo semuanya!

Apa sih yang ada di benak kamu jika mendengar kata PPL?

Magang? Latihan kerja? Semester akhir? atau lain sebagainya?

Yap sepertinya benar semua deh pikiran kamu sekalian.


Praktik Pengalaman Lapangan atau yang biasa disingkat dengan PPL adalah suatu program yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi untuk para mahasiswa. PPL ini merupakan ajang untuk menerapkan berbagai teori-teori yang sudah diajarkan selama perkuliahan. Biasanya program PPL dilaksanakan di akhir-akhir masa kuliah jenjang strata satu. Tepatnya disemester 7 maupun semester 8. Dilaksanakan kurang lebih satu hingga tiga bulan lamanya.

Dikarenakan PPL merupakan ajang untuk menerapkan berbagai teori yang sudah diajarkan selama perkuliahan tentunya banyak sekali yang diharapkan dari program ini. Karena ini adalah kesempatan bagi mahasiswa dalam mengembangkan minat serta bakat, sesuai dengan jurusan yang diambil, untuk di dunia kerja nanti. Namun sayangnya, saya pribadi kecewa terhadap program PPL yang diselenggarakan oleh kampusku, IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Mengapa demikian? Karena program PPL yang diadakan oleh kampusku ini tidak banyak yang bisa saya harapkan.

Ketika saya bertanya kepada Ketua Jurusan a.k.a Kaprodi tentang “Siapa yang sebenarnya mengelola atau mengurus PPL ini Pak?”. Kemudian beliau menjawab “Yang mengurus adalah pihak fakultas, jurusan hanya merekomendasi tempat mana saja yang bisa diajak bekerjasama untuk pelaksanaan PPL,”.


Di kampus IAIN Syekh Nurjati, program PPL dilaksanakan di semester 7. Artinya, sudah enam semester lamanya kita dijejali berbagai macam teori-teori umum seperti Pancasila, Kebahasaan, Kewarganegaraan dan lain sebagainya. Selain teori umum tentunya kita juga dijejali dengan teori-teori kejuruan sesuai dengan jurusan yang diambil masing-masing mahasiswa.

Menurut saya, PPL di kampusku belum tepat, karena tidak sesuai dengan minat dan bakat mahasiswanya. Mereka penyelenggara PPL, asal menempatkan mahasiswa saja. Mereka tidak mau repot dan tidak mau tahu apapun, yang terpenting mahasiswanya sudah mendapatkan tempat PPL. Entah itu sesuai dengan minat dan bakatnya ataupun tidak. Kewajiban mereka terbayar lunas.

Enam tahun lamanya kita dijejali berbagai macam teori. Namun pastinya dari sekian banyak kajian ilmu hanya ada satu yang menjadi titik fokus mahasiswa. Mau tidak mau, kita hanya memiliki satu minat dari apa yang kita sudah pelahari. Biasanya minat itu datang dari bakat yang dimiliki oleh diri sendiri. Maka dari itu, dari sinilah mengapa saya bisa mengatakan bahwa program PPL ini belum tepat, dari sinilah saya menilai bahwa mereka asal menempatkan mahasiswa dan dari sinilah saya kecewa. Jika kalian belum paham maksud dari tulisananku ini, maka akan ku coba berikan contoh.

Contohnya begini:
Romlah adalah mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon semester 7 di tahun ini. (Sengaja saya mengangkat perempuan sebagai contoh ceritanya. Agar meruntuhkan dominasi dan mengangkat kesetaraan gender wkwk). Romlah merupakan mahasiswi dari jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) yang berada di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD). Di jurusan KPI, Romlah sudah banyak belajar tentang teori-teori kejuruan. Bidang kajian ilmu yang romlah pelajari di antaranya yaitu penyiaran radio dan televisi, dakwah islam, public relation dan event organizer, serta jurnalistik cetak maupun online. Dari sekian banyak kajian ilmu yang Romlah pelajari, tentunya hanya satu yang menjadi titik fokus Romlah. Romlah berminat menjadi seorang jurnalis. Sejak kecil, Romlah bercita-cita menjadi jurnalisdi Media Online ternama. Sesuai dengan bakat yang ada pada diri Romlah.

Saat ini, Romlah sedang melaksanakan program PPL yang diselenggarakan oleh kampus tercintanya. Sebelumnya, Romlah sangat berharap dengan sekali dengan adanya PPL ini. Bagi Romlah ini adalah langkah awal untuk meraih cita-citanya, menjadi seorang jurnalis di Media Online. PPL adalah magang, dan magang adalah latihan kerja. Ini kesempatan emas pikirnya.

Namun sayang, pada saat pelaksanaannya, Romlah kecewa. Pihak kampus yang mengurusi program PPL ini mengecewakan Romlah, memecahkan balon-balon harapan yang sudah Romlah buat. Saat ini Romlah di tempatkan di sebuah Stasiun Radio menjadi seorang penyiar terkadang operator. Padahal Romlah berminat menjadi seorang jurnalis di Media Online. Seharusnya tempat PPL yang cocok untuk Romlah adalah Kantor Media Online. Tentunya tak banyak yang bisa Romlah harapkan dari kegiatan PPL ini. Sepertinya “wis lakoni dan nikmati bae” adalah kalimat yang tepat untuk menenangkan sekaligus menyenangkan hati Romlah saat ini.

Nah maksud saya seperti cerita Romlah tadi. Kebanyakan mahasiswa yang sedang PPL ini tidak sesuai dengan minat serta bakatanya. Pihak kampus rasanya enggan untuk berdialog terlebih dahulu bersama mahasiswa, sebelum menempatkan mahasiswa untuk PPL. Jika kebijakan penyelenggara PPL tidak memperbolehkan mahasiswa menentukan sendiri tempat PPLnya, lantas mengapa mereka tidak melakukan dialog dulu dengan mahasiswanya? Maksud berdialog di sini yaitu ngobrolin tentang minat bakat mereka, ingin ditempatkan di mana mereka dan lain sebagainya. Dengan cara apapun, asalkan mereka berdialog. Agar mereka tidak salah dalam menempatkan mahasiswanya di program PPL ini. Jadi jika dirasa tempat PPL sesuai dengan minat dan bakat mereka esensi dari PPL akan semakin terasa. PPL akan dijalani dengan sepenuh hati dan banyak yang bisa diharapkan mahasiswa dari program ini. Tentunya tidak ada lagi kalimat penenang dan penyenang hati yang berbunyi “Wis lakoni lan nikmati bae lah”.

Jangan-jangan mereka bisa meramal? Makanya tak perlu lagi ngobrolin minat bakat dengan calon mahasiswa PPL. Sehingga bisa langsung menempatkan mahasiswa dengan senang hati. Asyik sekali ya rasanya bisa meramal hehe. Kalau kamu setuju dengan opiniku, pasti kalian sedang senyum-senyum sekaligus gemas ya. Sembari berkata dalam hati “lho kok iya?, iya iya benar juga, wah aku baru sadar, dan lain-lain”.
Baiklah aku cukup kecewa dan mundur alon-alon untuk pamit. Terima kasih sudah sudi untuk membaca dan semoga merasakan juga. See you!

Note:
Opini ini ditulis berdasarkan pengalaman penulis. Tidak ada kebohongan dan benar apa adanya sesuai dengan apa yang dirasakan oleh penulis saat ini.

Penulis : Putri Gemma Guntari



Post a Comment

Lebih baru Lebih lama