Ilustrasi Alquran. Sumber foto : Republika

LPM FatsOeN, Cirebon – IAIN Syekh Nurjati Cirebon gagal menyabet gelar juara  dalam lomba Tilawatil Quran pada Pekan Ilmiah, Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) IX PTKIN yang diselenggarakan tanggal 15-21 Juli 2019 di UIN Maulana Malik Ibrahim, Kota Malang, Jawa Timur. IAIN Syekh Nurjati Cirebon merupakan salah satu peserta PIONIR IX Tahun 2019.

Dalam ajang tersebut, IAIN Syekh Nurjati Cirebon menerjunkan sejumlah kontingen untuk mengikuti beberapa cabang perlombaan seperti dibidang ilmiah, olahraga, seni maupun riset. Dari beberapa cabang lomba itu, kontingen dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon tidak semuanya gagal mendapat gelar juara. Beberapa cabang lomba yang meraih juara diantaranya seperti lomba Film Pendek, Hadroh, Kaligrafi, Duta Pionir, Pidato dan juga Karya Tulis Ilmiah.
Akan tetapi pada cabang lomba yang berkaitan dengan baca tulis alquran, kontingen IAIN Syekh Nurjati Cirebon gagal meraih gelar juara. Padahal IAIN Syekh Nurjati Cirebon memiliki program unggulan dalam pembelajaran baca tulis alquran, yakni Pusat Pengembangan Tilawatil Quran atau yang biasa dikenal dengan sebutan PPTQ. PPTQ yang digadang-gadangkan menjadi program unggulan milik kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon ini, ternyata gagal dalam mengantarkan mahasiswanya mengikuti perlombaan Tilawatil Quran pada PIONIR IX Tahun 2019. 

Hingga berita ini ditulis, LPM FatsOeN belum bisa mengkonfirmasi kepada Kepala PPTQ Umamatul Khaeriyah, terkait gagalnya kontingen IAIN Syekh Nurjati Cirebon dalam lomba Tilawatil Qur’an pada PIONIR IX tahun 2019. Namun menurut pengakuan salah satu staff PPTQ, yakni Alex, pendelegasian peserta untuk lomba Tilawatil Qur’an pada PIONIR IX Tahun 2019, pihak kampus tidak berkoordinasi dengan pihak PPTQ.

“Kalau PIONIR kemarin kami tidak tahu informasinya sama sekali, mungkin koordinasinya dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Saya sebagai staf tidak tahu menahu, mungkin koordinasinya dengan UKM semacam HTQ, FK3. Namun jika koordinasinya dengan kami, kami menyediakan datanya dengan real, siapa yang layak misalnya dapat nilainya A,” ujarnya, saat ditemui LPM FatsOeN, Senin (14/10).

Alex mengungkapkan, pada tahun-tahun sebelumnya, PPTQ berhasil mengantarkan delegasi dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon mendapatkan prestasi. Salah satunya yang disebutkannya, dalam perlombaan di Universitas Brawijaya (UNBRAW), Kota Malang, Jawa Timur pada tahun lalu. Saat itu, peserta yang didelegasikan dari PPTQ berhasil menempati peringkat ke-11.

“Ini kejadian tahun lalu, ketika Wakil Rektor III masih Pak Farihin, merekomendasikan PPTQ dalam mendelegasikan peserta lomba di UNBRAW. Pada waktu itu, dari sekian universitas, kami berada di peringkat ke-11,” jelasnya.

Sementara itu, menurut penuturan Ririn Rahayu, mahasiswa Tadris IPA Biologi semester V yang juga merupakan delegasi cabang lomba Tilawatil Quran dari Kontingen IAIN Syekh Nurjati Cirebon mengatakan, bahwa dirinya menjadi delegasi bukan direkomendasikan oleh PPTQ. Ririn mengaku, jika ia mengikuti sleksi langsung yang diadakan oleh akademik. 

“Kalau lomba PIONIR kemarin saya tidak melalui Lembaga PPTQ, akan tetapi mengikuti seleksi langsung dari akademik,” tutur Ririn.

Ririn menyampaikan, adanya pembelajaran baca dan tulis alquran oleh PPTQ sebenarnya sangat membantu saat perlombaan Tilawatil Quran  di PIONIR IX lalu. Namun meski begitu, dirinya merasa bahwa peserta dari kampus lain sangat berkompeten, sehingga akhirnya dirinya tersisihkan.

“Sebetulnya saya sangat terbantu dengan ilmu yang didapatkan dari pengajaran PPTQ, karena penilaiannya bersangkutan dengan ilmu tajwid juga. Namun, kemampuan dari peserta lainnya lebih bagus jadi saya kalah saing dengan mereka,” ucap dia.

Reporter : Puteri Gemma Guntari, Siti Khotimah
Penulis : Puteri Gemma Guntari

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama