(Sumber Gambar: Istockphoto.com)

Ketua itu bukan manusia yang sempurna yang tidak pernah salah. Ia bukan seorang dewa yang menjelma sebagai manusia yang paling bijaksana atau sebagai ratu adil yang memerintah dengan penuh keadilan. Juga bukan sebagai seorang Imam Mahdi atau Isa Almasih yang menyelamatkan umat manusia. Ketua juga bukan hero layaknya Supermen dan Spiderman yang bisa tiba- tiba langsung datang untuk menolong orang ketika mereka kesusahan, Ketua hanyalah orang biasa yang punya banyak kekurangan, yang sama seperti kalian kadang ngga mood, punya urusan, ada orentasi yang harus dikejar, cape dan lain sebagainya, ketua tidak bisa memenuhi segala expetasi kalian.

Saya mengira, mengapa banyak orang yang menganggap ketua adalah orang yang sempurna adalah karena kebiasaan kita untuk sering dijejali oleh berbagai macam kisah-kisah heroik tentang kepemimpinan, yang akhirnya membentuk imajinasi mereka tentang pemimpin. Padahal seorang pemimpin dalam realitanya tidak hanya bisa digambarkan lewat imajinasi heroik mereka. Saya kira pemimpin tidak sesederhana itu, kisah-kisah kepemimpinan yang membentuk imajinasi mereka hanyalah sebuah serpihan cerita yang tidak cukup hanya untuk mendefinisikan bagaimana pemimpin itu dalam memimpin. Semuanya mempunyai masanya masing masing, ada yang hanya perlu untuk dikenang tetapi tidak harus memaksa untuk diteledani, karena setiap pemimpin mempunyai tantangan dan cara penyelesaianya masing masing.

Begitupun dengan anggota tidak ada yang namanya anggota yang sempurna, semuanya punya celah untuk berbuat salah, karena mereka pun sama seperti ketua yang merupakan manusia biasa. Dalam sebuah organisasi baik ketua atau anggota harusnya hanyalah bagian dari sebuah ekosistem yang saling melengkapi, saling menutupi kekurangan masing-masing, jika ada yang tidak bisa dilakukan, janganlah kau hujat atau kerdilkan tetapi cobalah untuk dibantu. Organisasi haruslah didasari oleh keinginan untuk bergerak secara kolektif, saling mendukung dan tidak saling menjatuhkan.

Karena kita semua adalah sama.

Penulis: Fahmi Labibinajib

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama