(Foto: Dea Agustin/LPM FatsOen)

Akhir-akhir ini saya sangat tertarik dengan aktivitas politik. Kurang lebih satu tahun terakhir pembahasan mengenai politik bagi saya sangat menarik. Hingga akhirnya saya menemukan sebuah kesimpulan sederhana mengenai politik dan dilemanya. 

Politik seringkali mempermudah sesuatu yang sangat pelik, tetapi dalam kasus tertentu begitu mempersulit sesuatu yang sebenarnya sangat mudah. Cukup menarik bukan?

Saya ingin menjelaskan bagimana politik begitu mempermudah sesuatu yang sebenarnya sangat pelik dan bertele-tele. Saya pernah mengikuti sebuah seminar yang dihadiri oleh seorang Anggota DPR-RI dan Manager salah satu perusahaan BUMN. 

Dalam seminar tersebut salah satu peserta mempertanyakan kinerja dari BUMN tersebut yang menurutnya sangat buruk. Peserta tersebut sebenarnya telah berulang kali memprotesnya namun tetap saja dari atasan belum memberikan peringatan secara tertulis dan administratif. 

Namun uniknya dalam momen tersebut tanpa menunggu lama Manager BUMN tersebut langsung memberi Surat Peringatan (SP) kepada salah satu cabangnya yang bermasalah. 

Entah karena Manager tersebut sedang bersama Anggota DPR-RI yang menyebabkan ia harus bertindak cepat. Sesuatu yang sebelumnya sangat rumit, bahkan perlu menempuh jalur administrasi yang bertele-tele. Hanya dengan kekuatan politik dari Anggota DPR-RI menjadi sangat mudah direalisasikan.

Namun dalam kasus lain politik dapat mempersulit sesuatu yang mudah. Berangkat dari pengalaman teman jurusan saya ketika KKN. Saat acara puncak sebelum penutupan KKN teman saya ini ingin mengundang pejabat daerah setempat (Bupati) untuk memberikan sambutan dalam acara puncak tersebut. 

Namun hal ini tidak bisa terwujud sebab Kepala Desa tidak mengizinkan karena alasan yang sangat egosentris. Yah, hanya karena perbedaan orientasi politik hahahaha.

Bayangkan, untuk mengundang Bupati bukan hal yang mudah, dan kawan saya ini punya relasi untuk kesana dan berhasil. Namun hanya karena perbedaan orientasi berpolitik, hal yang sebelumnya mudah, menjadi sulit.

Bahkan untuk skala kecil seperti politik dalam kampus, politik seringkali mempersulit sesuatu yang sebenarnya sangat mudah. Seperti dalam kasus untuk join dengan salah satu organisasi internal mahasiswa. Mereka yang tidak terafiliasi dengan kekuatan-kekuatan politik (Bendera) dalam kampus seringkali tidak mendapatkan hak yang setara dengan mereka yang memiliki afiliasi. Bahkan ruang-ruang untuk kesitu tertutup.

Saya ingin menceritakan sedikit pengalaman saya selama di kampus, dalam seleksi pemilihan pengurus Mahasiswa Himpunan saja efek daripada politik sangat terasa. Mereka yang lolos dalam seleksi tersebut mayoritas adalah anggota dari kekuatan politik yang ada di kampus, teman-teman saya yang lain yang tidak terafiliasi tidak lolos sedangkan menurut saya mereka cukup kompeten dan berhak untuk belajar dalam organisasi internal. 

Politik seringkali dianggap sebagai sesuatu yang menjijikan. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa politik memiliki pengaruh yang signifikan dalam masyarakat. Meskipun pengaruhnya bisa baik atau buruk. 

Menurut saya, mereka yang tidak peduli terhadap politik berarti tidak peduli dengan dirinya sendiri. Fakta bahwa politik memiliki pengaruh yang kuat tidak akan bisa dibantah meskipun mereka menyebutkan "politik adalah hal yang menjijikan".


Penulis : Soleh Hasan

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama